Meringkuk dalam kenyamanan masing-masing, bertatapan, dan jemari-jemari bertautan. Melihat kedalaman mata dan mencari arti cinta kasih yang sesungguhnya.
Sejujurnya aku masih belum percaya bila ada cinta yang apa adanya.
Banyak keajaiban yang sudah cinta tunjukkan kepadaku: maaf yang
berlimpah, perubahan diri meskipun sulit, air mata yang dibiarkan membasahi baju, hingga kondisi yang mengenaskan.
Namun, dibalik semua itu, ada banyak pengharapan dan keharusan, lantas
di mana letak apa adanya?
Cinta orang tua kepada anak, mungkin lebih tulus dan apa adanya
daripada cinta kepada pasangan. Lebih naif lagi, cinta Tuhan kepada
ciptaannya.
Perlukah seisi dunia menyorakkan bahwa ada cinta apa adanya padaku
agar aku menjadi percaya?
Ada ketakutan yang aku rasa saat semua terlihat begitu mudah dan
indah. Maka aku meragukan bahwa ada cinta yang apa adanya, apakah ada
sesuatu yang belum tampak?
Masih bingug kalau menelaah karsa sastra, paling bisa cuma novel karena dah hobby dari smp. Tapi seneng bacanya. Terus berkreasi ya mba :)
BalasHapusterima kasih kunjungannya... saya juga hanya penulis amatir kok... hanya menuliskan apa yang terpikir dan dirasa aja...
BalasHapus