Sabtu, 21 November 2015

Empat Tepat

Hitungan empat itu telah sempurna, empat tahun kita telah bersama. Aku telah berhenti untuk menulis kisah, terbang bersamamu terlalu lama di atas awan yang putih tanpa merasa perlu untuk sesekali melongok ke bawah. 

Tahun pertama, aku merasa segalanya sempurna. Tuhan memberikan yang terbaik. Nikmati saja apa yang disodorkan untuk kujalani. Kebahagiaanku melimpah ruah.

Tahun kedua, fokus beralih pada keahlian baru dan kelucuan si naga emas. 

Tahun ketiga, aku berjuang melawan kekecewaan, melakukan kalibrasi pengharapan, menerjang godaan, mematikan pikiran gila untuk kembali ke jalur karir lama. 

Tahun keempat, aku menjadikan setiap saat santai, setiap peristiwa humor, dan membiarkan diri memenuhi panggilan hidup, menekuni hobi, mensyukuri yang ada dan tidak berharap lebih. Enough... asalkan kita masih makan malam bersama, tidur seranjang, tidak menyimpan cinta yang lain di hati, dan bisa bercanda. 

Aku tidak menginginkan tambahan anak, tambahan cinta, liburan romantis, mendadak menjadi ratumu, atau membuatmu berubah menjadi lebih baik. 

Aku hanya ingin merasa nyaman karena kita bersama dan melakukan yang kurasa penting kulakukan. Aku tidak ingin merubah dan tidak ingin dirubah, dan syukurnya kita terlalu sama. 

Well, keinginanku terkonyol adalah memasak untukmu satu menu lengkap dan dimakan lahap. Kurasa tidak terlalu perlu diwujudkan kalau memang tidak kamu inginkan.